Di sebuah pesantren yang terletak di pelosok desa, hiduplah seorang santri bernama Ilham. Sejak kecil, ia dididik dalam lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai agama, namun perjalanan hidupnya tak selalu mudah. Ilham tumbuh dengan berbagai masalah yang membuatnya merasa kehilangan banyak hal. Ia kehilangan teman, sahabat, bahkan merasa semakin jauh dari keluarganya karena berbagai persoalan yang membebani dirinya.
Namun, ada satu hal yang selalu ia pegang erat: dawuh gurunya yang berbunyi, "Awali harimu setiap harinya dengan mengucapkan kalimat: ‘Apapun jatah takdir yang ditetapkan oleh Allah hari ini, menyenangkan atau tidak menyenangkan, saya ikhlas, saya ridho, karena sesungguhnya semua sudah digariskan atas izin Engkau ya Allah.’" Kalimat itu menjadi penguatnya di tengah berbagai cobaan yang menimpa hidupnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di pesantren, Ilham sadar bahwa ia harus memulai hidup yang baru. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dirinya yang dulu penuh dengan kekecewaan dan luka telah hilang. Kini, ia memulai hari-harinya dengan menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada, seburuk apa pun kejadian yang menimpanya. Hari demi hari, Ilham berusaha memperbaiki dirinya. Ia mulai berani menghadapi tantangan dan terus berikhtiar untuk masa depannya. Dengan keikhlasan yang tertanam dalam hatinya, ia mampu menjalani setiap proses dengan sabar dan penuh keyakinan.
Keteguhan hati dan keyakinan pada takdir Allah akhirnya membuahkan hasil. Ilham kini telah sukses dalam bidang yang ia tekuni. Dengan usaha dan doa yang tidak pernah putus, ia membangun kehidupan yang lebih baik. Orang-orang yang dulu menjauh kini kembali menghargai dirinya, dan keluarganya pun melihat perubahan besar dalam dirinya.
Ilham tidak hanya sukses dalam pekerjaan, tetapi juga dalam membangun hubungan dengan sesama. Ia menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan selalu berbagi hikmah kepada orang lain. Setiap harinya, ia mengingat dawuh gurunya, yang menjadi fondasi kekuatan dalam menjalani kehidupan.
Kisah Ilham mengajarkan kita bahwa menerima takdir Allah dengan ikhlas adalah kunci ketenangan dan keberhasilan. Hidup tak selalu mudah, tetapi dengan keyakinan dan usaha yang tulus, perubahan besar dapat terjadi. Keikhlasan bukan berarti menyerah, melainkan kesiapan hati untuk menerima segala yang telah digariskan, baik atau buruk. Maka, sudahkah kita mengawali hari ini dengan keikhlasan dan ridho atas ketentuan Allah?
Penulis :
Wulan barokah
Santriwati Pon-pes Al Fatih
Editor :
Rafiq Albanajib
Santri Pon-pes Al Fatih